Dalam tiga tahun, Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi. Pada tahun 340 SM, Filipus mengumpulkan sepasukan besar tentara Makedonia dan menyerang Byzantium. Selama penyerangan itu, ia memberikan kekuasaan sementara kepada Alexander yang ketika itu berumur 16 tahun, untuk memimpin Macedonia.
Raja Phillip II meninggal tahun 336 SM
oleh pembunuh gelap pada saat pernikahan putrinya. Alexander pun naik
tahta menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun. Sesaat setelah kematian
Phillip, kota-kota di Yunani yang sebelumnya telah tunduk pada Makedonia
seperti Athena dan Thebes memberontak. Alexander segera bertindak dan
berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut. Namun, tahun beikutnya
terjadi pemberontakan kembali, dia memutuskan untuk bertindak tegas
dengan mengahancurkan Thebes dan menjual seluruh penduduknya sebagai
budak. Kejadian ini berhasil memadamkan keinginan kota-kota lain untuk
memberontak.
Tahun 335 SM, Alexander menyerang Persia dengan membawa sekitar 42.000 pasukan. Selama dua tahun berikutnya Alexander memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan Persia hingga akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Persia Darius III pada 333 SM. Darius yang kabur berusaha untuk damai dengan menawarkan Alexander wilayah dan harta namun ditolak. Alexander mengatakan bahwa dia sekarang adalah Raja Asia dan hanya dia yang berhak menentukan pembagian wilayah. Alexander kemudian meneruskan ekspansi militernya hingga berhasil menaklukkan wilayah Mesir hingga ke perbatasan India sebelum terpaksa berhenti karena prajuritnya yang kelelahan karena pertempuran terus-menerus selama sepuluh tahun.
Alexander kemudian kembali ke
kerajaanya untuk merencanakan ekspansi baru. Selama perjalanan ia
mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak
melenceng sebagai contoh. Kemudian sebagai wujud terima kasih pada para
prajuritnya, Alexander memberi sejumlah uang pada mereka dan menyatakan
bahwa ia akan mengirim para veteran dan cacat kembali ke Makedonia.
Namun tindakan ini justru diartikan sebaliknya oleh prajurit Alexander.
Selain itu, mereka juga menentang sejumlah keputusan Alexander, seperti
mengadopsi budaya Persia dan dimasukkanya pasukan dari Persia ke dalam
barisan prajurit dari Makedonia. Sejumlah Prajurit kemudian memberontak
di kota Opis. Alexander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan
tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Dalam upaya menciptakan
perdamaian yang bertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia,
Alexander mengadakan pernikahan massal antara para perwiranya dengan
wanita bangsawan dari Persia. Akan tetapi, hanya sedikit pernikahan yang
bertahan lebih dari setahun.
Sewaktu di Babilonia, Alexander
tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari
sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM, dalam usia
sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.
Setelah kematian Alexander, tidak adanya ahli waris menyebabkan terjadi
perpecahan dan pertempuran antara para bawahannya. Akhirnya, setelah
perselisihan bertahun-bertahun, sekitar tahun 300 SM, kekuasaan atas
bekas kerajaan Alexander terbagi menjadi 4 wilayah yang masing dikuasai
salah satu jendral Alexander.
Walaupun
hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu
membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang
pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang
diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang
diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan
Asia).
Alexander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar