Lambang
cinta saat ini selalu digambarkan dalam bentuk hati manusia. Di
sebagian masyarakat Jawa, simbol tersebut juga dikonotasikan sebagai
gambar daun waru. Di era 1980-an, sempat beredar luas dan sangat populer
gambar hati yang ditusuk panah, sebagai gambaran tentang cinta yang
menusuk hati. Saat itu, surat-surat cinta hampir selalu membubuhkan
simbol tersebut.
Lambang cinta ini punya sejarah yang
terbilang cukup panjang. Dia tidak muncul di sekitar tahun 1980-an itu.
Makna yang terkandung di dalamnya pun terus berkembang. Lambang ini
sudah melintasi abad dan digunakan untuk mewakili berbagai perasaan.
Hampir seluruh manusia di dunia sudah mengenal simbol ini, lengkap
dengan maknanya.
Situs heartsmith.com mengungkapkan bahwa
simbol tersebut punya makna bahwa banyak hal untuk banyak orang. Lambang
cinta ini dikenal pada era Victoria yang berlangsung di Inggris pada
tahun 1837 hingga 1901. Cuma, sampai sekarang memang tidak
teridentifikasi orang yang menemukannya dan pertama kali menggunakan
simbol tersebut.
Versi lain menyatakan bahwa simbol itu
mulai digunakan oleh gereja katolik pada akhir abad ke-17. Klaim ini
didasarkan pada pernyataan Saint Margaret Marie Alacoque bahwa dirinya
melihat mahkota yang ujung-ujung runcingnya berhias gambar hati lambing
cinta. Selain di mahkota, simbol hati ini juga dilihatnya di
dekorasi-dekorasi jendela bangunan yang ada saat itu.
Selain di Eropa, kisah tentang simbol cinta
ini juga berkembang dari Mesir. Cuma, di wilayah ini tidak tertulis
tahun pasti soal digunakannya lambing tersebut. Situs heartsmith hanya
menyebutkan bahwa di Mesir, lambang cinta itu digunakan untuk
menjelaskan bahwa hati menjadi kekuatan penting dalam mitos kekuatan di
wilayah tersebut.
Bukti sejarah penggunaan lambang cinta yang
lebih otentik justru ditemukan di Afrika. Dari reruntuhan kota tua di
wilayah utara benua tersebut, ditemukan gambar hati yang terpahat di
batu. Kota tua itu dulunya bernama Cyrene, yang merupakan salah satu
pusat peradaban penting di abad ke-7 sebelum masehi.
Kota ini terkenal dengan budidaya tanaman
silphium, sejenih biji adas yang berguna untuk menjadi obat herbal
pencegah kehamilan. Biji silphium ini merupakan salah satu komoditas
penting yang menghidupkan perekonomian kota tersebut. Dari perdagangan
silphium ini, kota Cyrene menjadi kota terkaya di afrika saat itu. Kota
ini meredup setelah era Alexandria berjaya.
Saat silphium sangat populer di kota
tersebut, masyarakat kemudian mengabadikannya sebagai simbol perasaaan
hati yang menyenangkan. Mereka membuat koin bergambar hati yang tersusun
dari biji-biji silphium. Koin batu itu sempat ditemukan di reruntuhan
kota tersebut.
Versi lain sejarah menyebutkan bahwa simbol
hati sebagai lambang cinta ini mulai digunakan oleh bangsa Yunani
sekitar 3.000 tahun sebelum masehi. Lambang tersebut merupakan gambar
daun Ivy yang dipercaya berkhasiat membakar cinta. Versi kisah ini,
belum dilengkapi dengan bukti arkeologi yang menguatkannya.
Saat ini, simbol cinta berupa gambar hati
ini sudah menjelma dalam berbagai bentuk. Ada yang menjadikan simbol ini
sebagai bentuk bantal, boneka, bejana, dan sebagainya. Meski telah
melintas abad, makna dasar dari simbol ini tetap berubah, yakni sebagai
ungkapan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar