Cuaca
punya pengaruh besar terhadap dinamika kehidupan manusia. Karena
itulah, setiap informasi yang terkait dengan perkembangan cuaca menjadi
menarik perhatian banyak orang. Siaran-siaran prakiraan cuaca di banyak
media pun mendapatkan rating tinggi.
Tradisi
membuat prakiraan cuaca sudah berjalan sejak 650 tahun sebelum masehi.
Berdasar dokumen situs lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA,
Babilonia menjadi bangsa di dunia ini yang pertama kali membuat
prakiraan cuaca. Mereka mendasarkan prakiraan cuacanya itu berdasar
perilaku alam yang kasat mata seperti awan, lingkaran halo, dan
sebagainya.
Sekitar
300 tahun sebelum masehi, tradisi serupa dikembangkan di Cina. Saat itu
para astronom Cina membuat kalender tahunan yang memuat 24 festival.
Masing-masing festival menyimbolkan kondisi cuaca yang berbeda-beda.
Secara
lebih akademik, persoalan prakiraan cuaca ini dituliskan pertama kali
oleh filosof Yunani, Aristoteles 340 tahun sebelum masehi. Saat itu dia
membuat buku berjudul Meteorogica. Di dalamnya termuat pembahasan soal
hujan, awan, angin, petir, dan perilaku alam lainnya. Sebagai tambahan
juga dimuat bab tentang astronomi, geografi, dan kimia.
Setelah
era Aristoteles, eksperimen untuk membaca cuaca pun terus berkembang.
Di abad pertengahan, banyak perangkat dibuat untuk mengukur perilaku
alam secara akurat. Nicholas Cusa (1401-1464) menjadi ilmuwan pertama
yang membuat alat pengukur kelembaban udara bernama higrometer.
Penemuan
alat ini kemudian disempurnakan oleh Galileo Galilei (1564-1642) dengan
membuat alat pengukur suhu, termometer pada tahun 1592. Pengukuran
cuaca menjadi semakin lengkap dengan ditemukannya alat pengukur tekanan
udara, barometer, pada tahun 1643 oleh ilmuwan Italia Evangelista
Torricelli (1608-1647).
Alat-alat
tersebut menjadikan pengukuran cuaca menjadi lebih sempurna. Apalagi,
penemuan ini kemudian diikuti dengan dibangunnya jaringan telegram pada
pertengahan abad ke-19 yang memungkinkan laporan prakiraan cuaca
disebuar lebih luas. Akhirnya, pada tahun 1860 lahirlah sistem informasi
cuaca dunia yang dihasilkan dari analisis secara simultan atas berbagai
perilaku alam.
Memasuki
abad ke-20, media massa menjadi salah satu kekuatan dominan. Tidak
ketinggalan, informasi prakiraan cuaca pun memanfaatkan sarana ini untuk
jadi rujukan umat manusia. Radio BBc menjadi media massa pertama yang
membuat siaran prakiraan cuaca. Pada 14 November 1922 siaran ini
mengudara yang skripnya disiapkan oleh Met Office. Sejak 26 Maret 1923,
siaran cuaca menjadi menu harian radio BBC.
Sukses
di radio, BBC kemudian menyiarkan hal yang sama untuk televisi. Pada 11
November 1936 siaran prakiraan cuaca muncul untuk pertama kalinya di
televisi lewat channel BBC. Selama Perang Dunia II, televisi milik BBC
tutup, maka siaran prakiraan cuaca pun berhenti. Barulah pada Juli 1949,
siaran ini dimulai kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar