Schizophrenia
merupakan gangguan mental yang merampas kemampuan penderita untuk
secara logis membedakan antara realitas dan fantasi. Gejalanya mulai
liar antara pasien, termasuk delusi, halusinasi, bicara tidak teratur,
kurangnya motivasi atau emosi. Namun penyakit ini tidak sulit
didefinisikan dengan tes medis.
Penderita schizophrenia biasanya cenderung menarik diri dari lingkungan
sosial. Penderita schizophrenia seringkali mengalami halusinasi serta
diikuti dengan delusi (perasaan atau keyakinan serba salah). Bagi Anda
yang ingin tahu tentang penderita schizophrenia, simaklah 3 film menarik
tentang schizophrenia berikut ini:
1.SHINE (1996)
Seorang pianis berbakat, David Helfgot ditekan oleh ayahnya yang sangat disiplin dalam mendidik anaknya, sampai-sampai tidak memperbolehkan David untuk meluaskan karir dalam bidang musiknya.
Sejak karir musiknya berhenti, dia mengalami depresi. Sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran beasiswa dari Royal College of Music di London. Akhirnya dia memilih untuk mengambilnya. Di situ ia dibimbing oleh gurunya, Cecil Parkes (Yohanes Gielgud).
Sampai beberapa tahun kemudian dia kembali bermain piano, dan diminta untuk bermain dalam satu resital musik besar. Film ini menggambarkan tentang sebuah bakat yang harus dipelihara, dikembangkan. Bukan untuk dibiarkan apalagi dilarang.
2. A Beautiful Mind (2001)
Film berdurasi 135 menit ini menceritakan John Nash (Russel Crowe), seorang ahli matematika dan peraih nobel dalam bidang ekonomi tahun 1994 yang lebih memilih menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Semasa kuliah, Nash adalah seorang mahasiswa yang unik, kreatif dan suka membolos. Dia berpendapat bahwa kuliah hanya membuang waktu dan mengekang kreativitas seseorang.
Di lain sisi Nash mengidap penyakit gangguan jiwa schizophrenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana penderitanya tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Hingga pada akhirnya dia mengalami banyak mimpi buruk sejak dia mendapat pekerjaan dalam bidang kriptografi, ketika ia bekerja di laboraturium penelitian Wheeler Defense Lab, MIT.
Mereka menemui banyak rintangan saat mereka menginterogasi kepala rumah
sakit, badai dahsyat dan semua keganjilan-keganjilan di sekitar rumah
sakit tersebut. Semakin Daniels mendalami penyelidikannya, semakin jelas
ia melihat peristiwa yang tersembunyi. Dia mulai takut dirinya mungkin
tidak akan diizinkan untuk meninggalkan pulau tersebut.
Gambaran mengenai penderita paranoid dan watak khayalan benar-benar terasa dan mengalir dalam alur cerita. Secara visual mengejutkan, spektrum orang-orang dengan gangguan jiwa pada pertengahan abad ke-20 digambarkan secara realistis dalam film ini.
(Mario@oktomagazine.com)
1.SHINE (1996)
Seorang pianis berbakat, David Helfgot ditekan oleh ayahnya yang sangat disiplin dalam mendidik anaknya, sampai-sampai tidak memperbolehkan David untuk meluaskan karir dalam bidang musiknya.
Sejak karir musiknya berhenti, dia mengalami depresi. Sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran beasiswa dari Royal College of Music di London. Akhirnya dia memilih untuk mengambilnya. Di situ ia dibimbing oleh gurunya, Cecil Parkes (Yohanes Gielgud).
Sampai beberapa tahun kemudian dia kembali bermain piano, dan diminta untuk bermain dalam satu resital musik besar. Film ini menggambarkan tentang sebuah bakat yang harus dipelihara, dikembangkan. Bukan untuk dibiarkan apalagi dilarang.
Film berdurasi 135 menit ini menceritakan John Nash (Russel Crowe), seorang ahli matematika dan peraih nobel dalam bidang ekonomi tahun 1994 yang lebih memilih menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Semasa kuliah, Nash adalah seorang mahasiswa yang unik, kreatif dan suka membolos. Dia berpendapat bahwa kuliah hanya membuang waktu dan mengekang kreativitas seseorang.
Di lain sisi Nash mengidap penyakit gangguan jiwa schizophrenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana penderitanya tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Hingga pada akhirnya dia mengalami banyak mimpi buruk sejak dia mendapat pekerjaan dalam bidang kriptografi, ketika ia bekerja di laboraturium penelitian Wheeler Defense Lab, MIT.
3. Shutter Island (2010)
Film drama berdurasi 138 menit ini mengambil setting di tahun 1945.
Bercerita tentang seorang perwira Amerika, Teddy Daniels yang sedang
menyelidiki hilangnya seorang pembunuh yang melarikan diri dari rumah
sakit untuk tahanan yang menderita gangguan jiwa, di sebuah pulau di
Massachusetts.Gambaran mengenai penderita paranoid dan watak khayalan benar-benar terasa dan mengalir dalam alur cerita. Secara visual mengejutkan, spektrum orang-orang dengan gangguan jiwa pada pertengahan abad ke-20 digambarkan secara realistis dalam film ini.
(Mario@oktomagazine.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar