Tes DNA
sekarang ramai di bicarakan, karena tes tersebut
sangat menentukan indentitas seseorang. Dalam menentukan anak siapa, bapak/ibu
dari anaknya dan sangat berguna bagi kepolisia dalam mengungkap identitas
pelaku/korban yang sudah tidak dapat dikenali lagi. Siapa penemu tes DNA?
Dr. James Watson peraih hadiah Nobel di tahun 1953 atas penemuan struktur DNA menerima hasil tes DNA-nya sendiri. Ilmuan ini tercatat sebagai orang pertama yang mememiliki peta genom DNA tubuhnya sendiri. Watson mendapat kehormatan dari Sekolah Kedokteran Baylor dan 454 Life Science Corp selaku pemerkasa proyek peta genom manusia.
Dr. James Watson peraih hadiah Nobel di tahun 1953 atas penemuan struktur DNA menerima hasil tes DNA-nya sendiri. Ilmuan ini tercatat sebagai orang pertama yang mememiliki peta genom DNA tubuhnya sendiri. Watson mendapat kehormatan dari Sekolah Kedokteran Baylor dan 454 Life Science Corp selaku pemerkasa proyek peta genom manusia.
Perusahaan
spesialis pengurutan DNA di Connecticut, AS, melakukan ini pada James Watson
atas jasanya dalam biologi molekuler. Dr. James Watson memetakan seluruh gen
dalam DNA manusia yang di luncurkan pada tahun 1990 dalam Human Genome Project.
Rincian
struktur DNA yang memperlihatkan sifat-sifat genetik yang diwarisi tubuh
individu terlihat dalam peta genom. Pembuatan peta genom ini merupakan satu
langkah menuju hidup sehat. Dengan peta genom seseorang dapat mengenali
penyakit yang terpaut pada DNA-nya.
Peta
genom inspirator dalam pengembangan sistem pengobatan yang lebih tepat sasaran
bagi setiap orang. Tentunya peta genom menjadi partner yang urgen dalam dunia
medis.
Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan peta genom ini dua bulan dan menelan biaya 1
juta dollar AS. Biaya sebesar 1 juta dollar AS sudah jauh lebih murah daripada
harga Human Genome Project. Hasil indentifikasi yang telah dilakukan Human
Genome Project, ditemukan sebanyak 20 ribu hingga 25 ribu gen dalam DNA
manusia. Selama 13 tahun Human Genome Project berkiprah dalam pemetaan genom
manusia, proyek ini menghabiskan biaya sebesar 3 miliar dollar AS. Jonatahan
Rothberg, pendiri dan mantan chairman 454 Life Sciences membeberkan bahwa
ongkos penyusunan peta genom diturunkan hingga 1.000 dollar AS agar terjangkau
oleh seluruh kalangan. Akan tetapi, proyek ini hanya membuat peta genom untuk
Watson saja dan belum dibuka untuk umum.
Ilmuan yang sudah berumur 79 tahun mengaku cemas mengetahui hasil peta genomnya, "Saya tahu kalau saya mungkin cemas jika mengetahuinya." Peta genom Dr. James Watson menunjukkan kalau ia pewaris gen penyebab kanker dari orangtuanya. Realitanya, Watson sekarang tengah didera kanker kulit walaupun kondisinya tidak terlalu parah. Bukti lain terlihat pada saudara perempuan ilmuan ini yang tengah menderita kanker payudara.
Ilmuan yang sudah berumur 79 tahun mengaku cemas mengetahui hasil peta genomnya, "Saya tahu kalau saya mungkin cemas jika mengetahuinya." Peta genom Dr. James Watson menunjukkan kalau ia pewaris gen penyebab kanker dari orangtuanya. Realitanya, Watson sekarang tengah didera kanker kulit walaupun kondisinya tidak terlalu parah. Bukti lain terlihat pada saudara perempuan ilmuan ini yang tengah menderita kanker payudara.
Seperti halnya dengan perdebatan
klononing, begitu pula nasib peta genom. Amy McGuire, asisten profesor
kedokteran di Pusat Kebijakan Etika Medis Baylor menuturkan diagnosis medis
yang menitik beratkan pada sifat genetik tampaknya menjadi perdebatan karena
menyangkut etika. Karena informasi genetik pada peta genom dapat menimbulkan
berbagai persoalan personal. Terutama perlakuan diskriminatif dari
lingkungannya. Dr. James Watson sendiri tidak ingin mengetahui hasil gennya
membawa sifat penyakit Alzheimer atau tidak, ilmuan ini tidak ingin membahas
persoalan itu teralalu dalam. Salah satu penyebab ibunya meninggal karena mengidap
penyakit Alzheimer.
http://hamdani17.blogspot.com/2012/05/penemu-tes-dna.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar