Sebutan
sadomasokis kerap disampaikan muaranya kepada seorang lelaki Perancis,
kelahiran 2 Juni 1740, Marquis de Sade. Penulis buku-buku erotis yang
berdarah biru ini ternyata memiliki sejarah hidup yang gelap.
Lelaki yang bernama lengkap Count Donatien-Alphonse-Francois de Sade
itu melewati masa kecilnya di sebuah mansion peninggalan leluhurnya,
The Conde, Lantas, ketika memasuki usia sekolah, anak yang dikenal
cerdas itu ikut pamannya, Abbe de Sade of Ebreuil, menimba pendidikan di
Lycee Louis-le-Grand, Paris.
Sebagai aristokrat sejati, Sade pada 1754 memperoleh pendidikan
militer hingga 1763 sebelum menikah dengan perempuan bangsawan dari
Montreuils, yang membuahkan dua anak lelaki (Louis Marie dan
Donatien-Claude-Armand) dan seorang putri, Madeleine-Laure.
Petualangan cinta pun mulai merambah dirinya. Sebulan setelah
menikah, ia berskandal dengan seorang aktris, La Beauvoisin, Dan yang
paling menggemparkan saat ini menyetubuhi dengan brutal Rose Keller,
pelacur muda usia yang ia temui di Easter Sunday, Paris suatu hari.
Perbuatan itu membuatnya ditahan di benteng Pierre Encise dekat Lyon.
Selama dalam penjara, Sade menulis banyak buku tentang hubungan
seksual yang abnormal. Yang paling kondang novel tentang gadis yang
menyukai hubungan seks menyimpang, Justine, or the Mosfortune of Virtue
(1791).
Karyanya yang lain, Juliett, or The Luxuries of vice (1792),
Philosophy in the Boudoir (1795), dan The Crimes of Love (1800).
Yang paling spektakuler, ia menulis saat berada di penjara Bastille,
Paris, yang diberinya judul Les 120 Journees de Sodome yang kemudian
diterjemahkan menjadi The One Hundreds and Twenty Days of Sodom (1785)
yang menghabiskan kertas sepanjang 12 meter. Banyak lagi tulisan certa
pendek dan novel lahir dari pikirannya yang liat dalam penjara yang
kemudian membuat namanya kondang.
Penyakit berhubungan seks secara kasar ternyata perlahan-lahan
menggerogoti benaknya. terlebih setelah ia ke Marseille, berfoya-foyalah
Sade dengan banyak perempuan pekerja seks di kota itu. Apalagi ketika
ia bertemu lelaki misterius, Latour, yang punya perilaku serupa.
Lagi-lagi, seorang wanita tuna susila belia menjadi korban, Sade dan
Laotur memberi anak malang itu permen yang sudah dibubuhi racun sehingga
ia meronta-ronta. Bukannya panik, mereka melakukan ritual seks yang
abnormal sampai pelacur itu tewas.
Tentu saja pengadilan mengganjar keduanya hukuman mati dengan cara
digantung. Vonis pada 12 September 1772 itu terhambat karena Sade
melarikan diri dari benteng Mioland dan bersembunyi di ketika istrinya
di Kastil La Coste. begitu banyak orang yang memusuhinya hingga ia buron
dari satu tempat ke tempat lain.
Dan, pada akhirnya Sade bersembunyi di sebuah biara di Charenton,
dekat Paris, sampai ia menghembuskan napas terakhir pada 2 Desembar
1814. Namun, bagi pengikut sadomasokis, tak berakhir buah pikir Sade
meski tubuhnya telah lama dihimpit bumi. (S. Dian Andryanto)
http://www.seksualitas.net/marquis-de-sade-pangeran-cabul-dari-paris.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar