Baru-baru
ini kita dibuat khawatir dengan adanya berita bahwa sebuah bangkai
satelit akan jatuh ke bumi. SatelitUpper Atmosphere Research Satellite
(UARS)milik Badan Antariksa Amerika (NASA) yang berbobot 6,5 ton dan
seukuran bus itu mengancam penduduk yang tinggal di antara 57 derajat
lintang utara dan 57 derajat lintang selatan, termasuk Indonesia.
Untunglah satelit yang diluncurkan pada September1991 jatuh di
Samudra Pasifik yang terletak antara Australia dan Hawaii. "Satelit
memasuki atmosfer di atas Samudera Pasifik pada 14,1 derajat lintang
selatan dan 189,8 derajat bujur timur. Lokasi ini di wilayah laut
terpencil di belahan bumi selatan, jauh dari daratan," begitu penjelasan
NASA mengenai lokasi jatuhnya UARS.
Meski rongsokan satelit itu sudah jatuh, masih banyak rongsokan satelit di angkasa. Era satelit sendiri dimulai ketika Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik I pada 4 Oktober 1957. Sedangkan AS baru meluncurkan satelit pertamanya pada 31 Januari 1958, bernama Explorer 1. Sejak itu satu per satu satelit-satelit baru masuk ke orbit bumi.
Menurut The United States Space Surveillance Network (SSN), salah satu divisi di The United States Strategic Command, saat ini ada sebanyak 26.000 objek (diameter 10 cm atau lebih) yang melayang di orbit bumi. Tak semuanya satelit. Di dalamnya termasuk pecahan komet atau batuan ruang angkasa yang terperangkap di orbit, bekas senjata anti satelit yang diluncurkan AS dan Uni Soviet pada era perang satelit 1970-an, rongsokan stasiun ruang angkasa, dan sebagainya. Dari objek melayang sebanyak itu, 8000-an di antaranya merupakan objek buatan manusia (satelit, rongsokan satelit, rongsokan persenjataan, puing-puing stasiun ruang angkasa, dan sejenisnya).
Menurut katalog dari National Space Science Data Center (NSSDC), hingga akhir Oktober 2010 terdaftar sebanyak 6.578 satelit yang sudah diluncurkan ke orbit sejak tahun 1957. Satelit yang mati umumnya tetap berada di orbitnya menjadi bangkai satelit. Sebagian jatuh ke bumi terutama ke laut. Sedangkan yang saat ini masih beroperasi sekitar 560 satelit. Masih sulit diketahui berapa tepatnya jumlah bangkai satelit yang masih berada di orbitnya.
Bharath Gopalaswamy, ilmuwan roket India yang melakukan penelitian sampah antariksa di Stockholm International Peace Research Institute, memperkirakan bahwa di angkasa saat ini terdapat lebih dari 370.000 keping sampah. Di antaranya ada 1.100 satelit baik yang sudah jadi rongsokan maupun masih beroperasi.Jumlah puing itu juga sebagian berasal dari bangkai satelit yang saling bertabrakan. Misalnya pada Februari 2009, ketika sebuah satelit kosmos Rusia dan satelit Iridium Communication Inc bertabrakan menghasilkan 1.500-an puing. Karena itu jika memang ada 1.100 satelit yang berada di orbit dan 560 satelit yang masih aktif, bangkai satelit yang menunggu jatuh masih ada sekitar 500-an.
sumber; http://www.mindtalk.com/ch/FYI#!/post/4fb2656af7b730565b000a9a
Meski rongsokan satelit itu sudah jatuh, masih banyak rongsokan satelit di angkasa. Era satelit sendiri dimulai ketika Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik I pada 4 Oktober 1957. Sedangkan AS baru meluncurkan satelit pertamanya pada 31 Januari 1958, bernama Explorer 1. Sejak itu satu per satu satelit-satelit baru masuk ke orbit bumi.
Menurut The United States Space Surveillance Network (SSN), salah satu divisi di The United States Strategic Command, saat ini ada sebanyak 26.000 objek (diameter 10 cm atau lebih) yang melayang di orbit bumi. Tak semuanya satelit. Di dalamnya termasuk pecahan komet atau batuan ruang angkasa yang terperangkap di orbit, bekas senjata anti satelit yang diluncurkan AS dan Uni Soviet pada era perang satelit 1970-an, rongsokan stasiun ruang angkasa, dan sebagainya. Dari objek melayang sebanyak itu, 8000-an di antaranya merupakan objek buatan manusia (satelit, rongsokan satelit, rongsokan persenjataan, puing-puing stasiun ruang angkasa, dan sejenisnya).
Menurut katalog dari National Space Science Data Center (NSSDC), hingga akhir Oktober 2010 terdaftar sebanyak 6.578 satelit yang sudah diluncurkan ke orbit sejak tahun 1957. Satelit yang mati umumnya tetap berada di orbitnya menjadi bangkai satelit. Sebagian jatuh ke bumi terutama ke laut. Sedangkan yang saat ini masih beroperasi sekitar 560 satelit. Masih sulit diketahui berapa tepatnya jumlah bangkai satelit yang masih berada di orbitnya.
Bharath Gopalaswamy, ilmuwan roket India yang melakukan penelitian sampah antariksa di Stockholm International Peace Research Institute, memperkirakan bahwa di angkasa saat ini terdapat lebih dari 370.000 keping sampah. Di antaranya ada 1.100 satelit baik yang sudah jadi rongsokan maupun masih beroperasi.Jumlah puing itu juga sebagian berasal dari bangkai satelit yang saling bertabrakan. Misalnya pada Februari 2009, ketika sebuah satelit kosmos Rusia dan satelit Iridium Communication Inc bertabrakan menghasilkan 1.500-an puing. Karena itu jika memang ada 1.100 satelit yang berada di orbit dan 560 satelit yang masih aktif, bangkai satelit yang menunggu jatuh masih ada sekitar 500-an.
sumber; http://www.mindtalk.com/ch/FYI#!/post/4fb2656af7b730565b000a9a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar