Tsunami
menjadi kejadian misterius yang selalu membuat panik banyak orang.
Biasanya, peristiwa ini terjadi mengiringi gempa besar yang bersumber
dari penurunan atau gerakan naik patahan kerak bumi di dasar laut. Tapi,
terkadang ada juga gempa besar yang tidak diikuti tsunami. Bentuk fisik
tsunami ini berupa gelombang besar air laut yang merangsek ke wilayah
darat.
Gelombang ini berasal dari pusat gempa di
tengah laut, lalu bergerak ke wilayah pantai. Makin mendekati pantai
gelombang tsunami makin besar dan membahayakan. Bisa jadi, saat berada
di titik pusat gempa, gelombang tsunami itu masih kecil. Oleh karena
itulah biasanya tsunami justru tidak dirasakan oleh mereka yang berada
di tengah laut.
Peristiwa tsunami besar terjadi 26 Desember
2004 yang dikenal dengan Tsunami Aceh. Musibah ini menyebabkan ratusan
ribu nyawa melayang dan jutaan orang mengungsi karena rumahnya rusak.
Dunia mencatatnya sebagai tsunami terbesar dalam seabad terakhir.
Kejadian ini memicu istilah tsunami menjadi sangat populer dalam
beberapa tahun terakhir dan menjadi istilah universal.
Sejatinya, istilah tsunami itu berasal dari
bahasa Jepang ‘tsu’ yang berarti pelabuhan dan ‘nami’ yang berarti
gelombang. Menurut situs npr.org, istilah tsunami sudah digunakan oleh
masyarakat Jepang sejak sekitar 1.000 tahun yang lalu. Jepang memang
negara yang terekam paling banyak jadi korban amuk tsunami. Sekitar
sepertiga dari peristiwa tsunami yang terekam sejarah, terjadi di
Jepang.
Karena kejadian tsunami sering mengundang
perhatian banyak pihak, istilah tersebut makin sering diucapkan orang.
Biasanya, tsunami menyedot perhatian publik karena bahaya yang
ditimbulkannya. Akibat seriung diucapkan, tsunami kemudian menjadi
istilah yang dikenal semua negara. Diperkirakan, istilah tsunami mulai
diadopsi dalam bahasa Inggris sejak sekitar 100 tahun yang lalu.
Penjelasan soal masuknya tsunami dalam
istilah Inggris ini dikemukakan oleh ahli linguistik Ben Zimmer dari
Visual Thesaurus. Menurut penjelasannya, di tahun 1896 terjadi gempa
besar yang disertai gelombang laut yang bergulung ke wilayah darat.
Kemudian Majalan National Geographic kemudian menuliskannya dengan
menyebut istilah tsunami.
Dari sinilah kemudian istilah mulai
digunakan dalam beberapa artikel berbahasa Inggris. Makin lama,
penggunaan istilah tsunami untuk menggambarkan gulungan ombak lautan ke
wilayah darat pun makin luas, dan akhirnya menjadi istilah serapan dalam
bahasa Inggris. Begitu tsunami besar menerjang wilayah Samudera Hindia
di tahun 2004, istilah tersebut sudah menjadi bahasa universal yang
dikenal penutur semua bahasa.
Popularitas istilah ini tidak begitu saja
berjalan mulus. Ada juga kritik yang hadir untuk penggunaan istilah
tersebut. Profesor Robert Ramsey, kepala Departemen Budaya dan Bahasa
Asia Timur di Universitas Maryland menyebutkan bahwa secara teknik,
istilah tsunami sebenarnya tidak mewakili kejadian yang sebenarnya.
Jika merujuk pada makna tekstual
istilahnya, tsunami berarti gelombang pelabuhan. Di situ terlihat bahwa
yang bisa disebut tsunami hanyalah gelombang laut yang menerjang
pelabuhan. Padahal, kata Ramsey, fenomena tsunami bisa terjadi di mana
saja, tidak hanya di pelabuhan. Namun demikian, istilah ini sudah
menjadi wakil dari terjangan gelombang besar dari lautan ke wilayah
daratan. Pendapat Ramsey ini tidak membuat istilah tsunami menjadi
tergeser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar