Swastika termasuk simbol paling populer di dunia. Gambar berbentuk mirip tanda plus yang ujungnya menikung membentuk baling-baling, dikenal sabagai simbol Nazi. Setelah digunakan oleh Hitler sebagai simbol partainya itu, swastika menjadi lekat dengan Nazi. Ini menjadi perubahan yang sangat ekstrem bagi swastika.
Sejatinya
swastika adalah simbol kuno yang sudah dipakai sekitar 3.000 tahun
lalu. Simbol ini mirip dengan simbol yang digunakan masyarakat Mesir
kuno, bernama Ankh. Situs history1900s.about.com menuliskan bahwa simbol
seperti ini umum digunakan sebagai hiasan gerabah serta koin pada
sekitar 1.000 tahun sebelum masehi.
Selama ribuan tahun kemudian, simbol ini menjadi gambar yang bisa dikatakan universal. Tak hanya digunakan oleh masyarakat Mesir kuno, simbol swastika juga dipakai masyarakat Cina, Jepang, India, juga Eropa bagian selatan. Artinya, selama ribuan tahun sebelum Hitler lahir, simbol ini sudah sangat populer di dunia.
Di
abad pertengahan memang swastika sudah digunakan berbagai wilayah
dengan nama yang berbeda satu sama lain. Di Cina, simbol ini diberi nama
wan, di Inggris disebut fylfot, warga Jerman menyebutnya hakenkreuz,
dan di Yunani dinamakan tetraskelion and gammadion. Sedang nama swastika
berasal dari bahasa sansekerta.
Simbol ini memang juga dipakai warga India, tempat bahasa sansekerta tumbuh. Konon, warga asli benua Amerika juga menggunakan simbol ini, meski tidak menyebutnya dengan nama spesifik. Di masa Perang Dunia I, simbol ini masih terlihat di bahu pasukan Amerika yang tergabung dalam American 45th Division. Simbol ini juga banyak digunakan di kemasan rokok, gedung, juga kartu pos.
Begitu
populernya simbol ini, mendorong Nazi yang mulai mengambil tampuk
kekuasaan Jerman sejak tahun 1933, untuk menjadikan swastika sebagai
simbol utamanya. Di zaman modern, simbol ini kemudian lebih banyak
dikenal sebagai simbol partai Nazi. Tak hanya itu, simbol swastika juga
kemudian dimaknai secara negatif.
Padahal,
hingga awal tahun 1900an, simbol ini punya makna yang positif. Swastika
lebih diartikan sebagai simbol keberuntungan, kekuatan, semangat,
matahari, juga simbol kehidupan. Banyak pihak menggunakan simbol
tersebut untuk memompakan semangat dan energi positif dalam dirinya.
Istilah swastika sendiri berasal dari bahasa sansekerta su yang berarti baik dan asti yang berarti menjadi. Sedangkan ka dalam istilah tersebut merupakan imbuhan. Jika disatukan, istilahnya menjadi swastika yang berarti menjadi baik.
Lalu bagaimana kisahnya swastika kemudian menjadi simbol Nazi? Hingga awal tahun 1800an, Jerman masih menjadi kekaisaran yang tidak punya simbol pemersatu yang kuat. Hingga tahun 1871, Jerman belum menjadi satu negara yang bersatu. Swastika juga dianggap sebagai warisan suku Indian yang dipercaya sebagai asal muasal ras Arya, penduduk asli Jerman.
Untuk
menghindari ancaman perpecahan, kemudian kelompok nasionalis Jerman
menjadikan swastika sebagai simbol pemersatunya. Secara resmi, simbol
tersebut kemudian digunakan oleh Liga Senam Jerman. Swastika menjadi
semakin populer di Jerman. Di awal abad ke-20, simbol ini menjadi mudah
sekali ditemukan di Jerman.
Di tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan partainya, Nazi memerlukan simbol dan bendera yang mewakili semanngat perjuangan dan mudah dikenali. Akhirnya, pada 7 Agustus 1920, dalam Kongres Salzburg, Nazi menetapkan swastika sebagai simbol dan sekaligus bendera partai.
Dalam
bukunya, Mein Kampf, Hitler menggambarkan bahwa dalam bendera Nazi
terlihat simbol warna merag sebagai ide gerakan sosial, putih sebagai
ide nasionalisme, dan swastika sebagai simbol perjuangan bagi ras Arya
untuk meraih kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar