Minggu, 05 Februari 2012
Alwi Shihab, cendekiawan Muslim Indonesia sekaligus pakar perbandingan agama, dalam catatan kritisnya terhadap terjemahan karya William E. Phipps (1998) tentang Muhammad dan Isa menulis bahwa dalam wilayah teologis-religius, masyarakat Barat sulit menerima biografi Muhammad Saw dengan gambaran sebagai sosok ‘manusia langit’.
Namun, dalam posisinya sebagai manusia yang telah sukses membangun peradaban manusia dengan penuh kebijaksanaan dan kedamaian, Muhammad Saw telah membuat banyak dari sarjana dan tokoh Barat sangat kagum dan terpengaruh dari sosok Nabi Muhammad. Nurcholish Madjid (cendekiawan Muslim Indonesia yang akrab disapa Cak Nur) menjelaskan bahwa sejumlah intelektual Barat yang sekalipun mungkin tidak suka kepada Nabi Muhammad, namun tak jarang masih menunjukkan kekaguman kepada Nabi kaum Muslim itu.
Dari sederet nama orang Barat yang sangat mengagumi Nabi Muhammad Saw itu ada nama Comte de Boulainvilliers yang menyanjung Nabi sebagai pemikir bebas (freethinker) dan pencipta agama rasional. Di deretan lainnya kemudian muncul nama Voltaire. Ia memuji Nabi Saw sebagai seseorang yang telah berhasil memimpin rakyatnya melakukan penaklukan agung. Kemudian ada nama Radinson yang memandang Nabi Muhammad sebagai pengajar agama alami, wajar, dan masuk akal. Terselip pula nama Thomas Carlyle yang menempatkan pribadi Nabi Muhammad dalam deretan pahlawan kemanusiaan yang menyinarkan cahaya Ilahi. Adapun di akhir abad ke-19 ada nama Hubert Grimme yang mengemukakan pandangannya bahwa Nabi Muhammad adalah seorang sosialis yang sukses melakukan reformasi fiskal dan sosial. Dan tak ketinggalan Goethe, sastrawan besar Jerman, yang mempersembahkan syair indahnya untuk menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang genius yang bagaikan sungai besar. Sungai itu dan cabang-cabangnya meminta bimbingannya untuk mencapai lautan yang sedang menunggu. Agung, penuh kemenangan, dan tak terkalahkan, Nabi memimpin mereka untuk maju terus.
Selain sederet nama itu, tercatat pula nama George Bernard Shaw (salah satu pengarang Inggris terkenal) yang mengungkapkan kekagumannya kepada Nabi Saw sebagai sosok yang telah mengangkat wanita menjadi makhlak yang mulia. Katanya, “Ajaran-ajaran Muhammad telah memuliakan kedudukan wanita. Muhammad tak membiarkan anak-anak perempuan mati kedinginan dan kelaparan. Di samping ia menganjurkan pengikutnya untuk berbuat baik kepada hewan.” Adapun Edward Gibbon, sejarawan Barat yang terkenal menyatakan: “Hal yang baik dari Muhammad ialah membuang jauh kecongkakan seorang raja. Beliau itu melakukan kerja di rumah, sampai memperbaiki sendiri sepatu dan baju-baju wol beliau.” Dan, Thomas Carlyle menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang jujur dan setia. Jujur dengan apa yang beliau ucapkan, dan dalam hal apa yang beliau pikirkan.
Sederet ungkapan di atas membuktikan eksistensi Nabi Saw sebagai “rahmatan lil alamin” (rahmat bagi alam semesta). Beliau tak hanya menjadi Nabi dan Rasul yang diyakini umat Islam. Namun, juga sebagai pemimpin dan tokoh inspirasi bagi umat non-Muslim yang secara terbuka dan jujur ingin mencari hakikat kebijaksaan.
http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=349
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar