Disaat penggemar film layar lebar Indonesia mulai kecewa dengan kondisi
perfilman dalam negeri yang terkesan hanya mengumbar adegan 'panas' dan
horor tidak jelas, film The Raid (Serbuan Maut - versi Indonesia)
ibarat oase di tengah gurun pasir bagi mereka yang menginginkan film
bermutu karya anak bangsa.
Film arahan sutradara Gareth Evans yang sebelumnya sukses dengan film
'Merantau' ini sukses memenangi Festival Film Toronto pada 2011 lalu.
Film itu sukses menjadi primadona diantara 31 film lainnya yang ikut
serta dalam festival tersebut.
Saking terpukaunya, film The Raid ini kemudian dibeli hak tayangnya di
Amerika oleh Sony Pictures World Wide Acquisition (SPWA). Meski begitu,
Evans selaku sutradara tidak ingin terlibat dalam film remake tersebut.
Ia menuturkan kalau film Serbuan Maut dengan The Raid (yang sudah
dibuat ulang) tidak akan memiliki feeling yang sama. Meski begitu,
Evans telah menyiapkan sekuel untuk Serbuan Maut yang direncanakan akan
syuting pada Januari 2012.
Sukses The Raid menyihir penonton pada Festival Film Toronto ialah pada
adegan bertarungnya yang benar-benar lepas. Iko Uwais selaku pemeran
utama melanjutkan suksesnya di film Merantau dalam beradegan laga.
Sempurnanya koreografi silat dalam film ini menjadi daya tarik
tersendiri karena sangat jarang ditemui di film-film Hollywood.
"Tidak ada fight cut cepat, benar-benar fight bebas. Karena kita ingin
intensitas yang kita bangun begitu agresif. Mulai dari opening 100 menit
tidak ada nafas buat penonton karena film ini fight-nya hidup atau
mati. Kalau film Merantau kan kalah atau atau menang" ucap Ario
Sagantoro selaku produser.
Untuk versi Amerika-nya sendiri belum diketahui siapa yang akan
menggarapnya, namun personil Linkin Park yaitu Mike Shinoda sudah
(hampir) dipastikan akan terlibat dalam pembuatan film laga ini.
Kisah film ‘Serbuan Maut’ (The Raid) sendiri mengambil setting lokasi di
jantung komunitas kumuh Jakarta, tepatnya di sebuah gedung markas
persembunyian kalangan gangster paling berbahaya di dunia. Sebuah
pasukan elit mendapatkan tugas untuk menyerbu markas kriminal tersebut
guna meringkus kepala penjahat pengedar narkoba.
Mengetahui bahwa mereka sedang diincar, para kriminal pun mematikan
seluruh aliran listrik dan memblokir semua jalan keluar. Terperangkap di
lantai 6 gedung tersebut, pasukan elit itu diharuskan berjuang mencari
jalan keluar demi menyelesaikan misi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar