Payung
punya fungsi penting bagi sebagian aktivitas manusia. Selain melindungi
manusia dari terik matahari, payung juga menjadi pelindung di saat
hujan. Payung juga punya makna konotatif yang berarti pelindung atau
penjaga seperti terlihat dalam peribahasa yang menyebutkan ‘sedia payung
sebelum hujan’. Dalam peribahasa ini, payung punya makna pelindung yang
harus disiapkan sebelum terjadi hal-hal buruk.
Selain
itu, ada juga makna religius yang terselip di balik payung. Sekitar
1.000 tahun sebelum masehi, payung sudah dikenal oleh bangsa Mesir kuno.
Cuma, tidak seperti zaman sekarang, payung di masa itu hanya bisa
digunakan oleh kalangan tertentu. Penggunaan payung oleh kalangan khusus
ini juga punya makna tersendiri.
Bangsa
Mesir kuno menggunakan payung sebagai simbol religius. Saat itu, payung
hanya bisa digunakan oleh mereka yang dianggap dan dinobatkan sebagai
tokoh religius. Tinggi rendahnya status mereka di mata masyarakat,
dibedakan oleh panjang tangkai payung yang dikenakan. Makin panjang
tangkainya, berarti yang bersangkutan punya posisi lebih tinggi dalam
aktivitas religius di tengah masyarakat.
Yang
tangkai payungnya paling panjang, tentu sang raja atau penguasa
tertinggi. Bawahan-bawahannya punya tangkai payung, disesuaikan juga
dengan kewenangan yang dimiliki. Penggunaan payung untuk kalangan
pesohor di Mesir saat itu juga dimaknai bahwa kubah dari surga
melindungi kekuasaan para bangsawan dan tokoh religius.
Selain
Mesir, masyarakat Yunani kuno juga diketahui biasa memakai payung.
Bedanya, seperti ditulis situs literary-liaisons.com, masyarakat Yunani
kuno menjadikan payung sebagai simbol erotisme. Barangkali, di zaman
sekarang simbol erotisme payung seperti ini bisa terlihat dari para
umbrella girl yang mengiringi balapan mobil atau motor.
Di
abad pertengahan, payung juga banyak digunakan oleh masyarakat Asia dan
Afrika. Saat itu daratan Eropa belum banyak menggunakannya. Hingga
sekitar abad ke-16, payung di kedua wilayah tersebut banyak digunakan
untuk menyempurnakan kebutuhan fashion. Begitu para penjajah Eropa
datang ke Asia, budaya payung ini pun menyebar. Mereka membawa budaya
payung ini ke Eropa.
Mulanya,
payung populer digunakan oleh masyarakat Portugal. Kemudian dari sini,
payung menyebar ke Prancis sebagai bagian dari fashion. Para raja
Prancis dan Inggris saat itu menggunakan payung dalam pesta-pesta atau
upacara pernikahan. Dari sini kemudian fungsi payung mulai dikembangkan.
Pada akhir abad ke-16, payung tidak lagi digunakan sebagai perlengkapan
fashion, tapi mulai dimanfaatkan untuk melindungi diri dari panas dan
hujan.
Memasuki
abad ke-18, budaya payung sudah menyebar ke banyak wilayah. Masyarakat
dunia sudah mengenalnya untuk berbagai tujuan. Terkadang payung
digunakan untuk kepentingan religius, seperti memayungi raja atau
jenazah yang hendak dikubur. Pada kesempatan lain, payung juga punya
fungsi erotis, dan fungsi melindungi. Saat ini, payung juga menjadi
salah satu alat untuk mencari nafkah bagi sebagian orang yang bekerja
menjadi ojek payung di musim hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar