Apalagi,
ada makam korban Titanic dengan nisan bertuliskan nama J Dawson, yang
belakangan terbukti tak ada kaitan dengan film tersebut.
Kendati demikian, ternyata ada seorang penumpang Titanic yang serupa dengan tokoh yang diperankan Leonardo DiCaprio itu.
Ia
adalah Emilio Portaluppi, seorang seniman asal Italia yang mengubah
rencana perjalanannya ke Titanic di menit-menit terakhir. Berbeda dengan
Jack Dawson yang berada di kelas geladak, berdasarkan penelitian arsip,
ia adalah penumpang kelas dua.
Selama
berlayar di Titanic, ia naksir seorang perempuan, penumpang kelas satu,
sudah menikah, yang bepergian mendampingi suaminya di kapal nahas itu.
Perempuan itu adalah Madeleine Astor, yang masih muda dan cantik, istri
miliuner John Jacob Astor IV. Yang bakal kembali ke New York dalam
kondisi menjanda.
Kisah
Portaluppi yang kini kembali dibangkitkan dalam film dokumenter
"Orang-orang Italia di Kapal Titanic", direkonstruksi melalui wawancara
terdahulunya dengan sejumlah koran lokal Italia. "Adalah masuk akal
menganggap kisah Portaluppi menjadi titik awal skrenario Cameron,"
ungkap penulis dokumenter, Ezio Savino dan Stefano Giussani, seperti
dimuatDiscovery.com.
Film
dokumenter, yang baru-baru ini ditayangkan saluran sejarah versi Italia
mengungkap kisah 37 penumpang Titanic asal Italia, kebanyakan adalah
penumpang kelas tiga, pelayan, dan pekerja yang dipekerjakan oleh Luigi
Gatti, manajer restoran ekslusif Titanic, A La Carte.
Hampir
semuanya tewas dalam tragedi Titanic, hanya tiga yang selamat, termasuk
Portaluppi yang kala itu berusia 30 tahun. Bagaimana ia selamat dari
musibah yang merenggut ribuan nyawa itu masih jadi misteri. Apalagi,
tercatat dalam sejarah, hanya empat penumpang yang selamat ketika
diangkat dari lautan beku. Selama beberapa dekade, Portaluppi mengunci
mulutnya rapat-rapat.
"Hanya
di tahun-tahun terakhir hidupnya, saat ia kembali ke Italia, ia
menceritakan perjalanannya di Titanic pada jurnalis lokal," kata Claudio
Boss, penulis "Titanic" versi Italia.
Untuk
merekonstruksi kehidupan Portaluppi, Bossi menyatukan kliping-kliping
koran dari tahun 1912 hingga 1974 -- tahun di mana Portaluppi meninggal
dalam usia 93 tahun.
Pemahat
relief terkenal Amerika Serikat itu awalnya memesan tiket kapal White
Star lainnya, Oceanic II, namun ia berubah pikiran setelah menerima
telegram dari Kolonel John Jacob Astor IV, salah satu orang terkaya di
negara itu. Keberuntungan yang mirip cerita Jack Dawson yang mendapat
tiket geladak Titanic gara-gara menang main kartu.
Bagi
Portaluppi, ini adalah kesempatan unik, bergabung dalam pelayaran
perdana Titanic. Dan meski ia membeli tiket kelas dua, sebagai tamu
Astor, ia sempat menikmati pelayaran di kabin kelas satu.
Di
sanalah ia jatuh hati pada istri Astor. "Portaluppi berusia 80-an saat
ia mengakui bahwa ia jatuh hati pada Madeleine Astor. Namun, ia tak
menceritakan sejauh apa hubungan mereka. Ia pria sejati yang pantang
mengumbar aib," kata Bossi.
Seperti halnya Jack, ia diundang makan malam di kelas satu pada 14 April 1912. Di malam nahas itu.
Saat
Titanic menabrak gunung es, ia berada di kabinnya. Mengira kapal telah
sampai ke New York dan sedang berlabuh, ia meninggalkan kabinnya hanya
dengan jubah tidur, lalu pergi ke dek.
Portaluppi
awalnya mencoba melompat ke sekoci yang diisi perempuan. Namun, ia
kehilangan pijakan dan tercebur ke air. Ia berenang selama dua jam di
air sedingin es, sebelum akhirnya ditarik sekoci 14 -- sekoci terakhir
yang meninggalkan Titanic.
Bahwa
ia berenang selama dua jam terkonfirmasi pada 16 Januari 1913, kala itu
New York Times memberitakan gugatannya senilai US$25 ribu ke Ocean
Steam Navigation Company atas kerugian fisik dan materi. "Aku berada di
air sedingin es Samudera Atlantik selama dua jam, menderita rasa sakit
luar biasa baik fisik maupun mental," kata dia dalam gugatannya.
Namun, rumor beredar, ia masuk ke sekoci dengan menyamar sebagai perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar